CSE

Loading

Rabu, 26 November 2014


 Kalimat Efektif

A. Pengertian Kalimat Efektif
 Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian disebut dengan kalimat efektif. Razak (1988: 2) mengemukakan kalimat efektif adalah kalimat yang mampu mewakili gagasan atau pikiran yang disampaikan oleh pengarang sehingga tergambar jelas dalam pikiran pembaca persis seperti yang disampaikan.

B. Ciri-ciri kalimat efektif Ciri kalimat efektif:

1. Kesepadanan struktur Adalah keseimbangan antara fikiran / gagasan dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat memiliki beberapa ciri seperti:
 a. Kalimat itu mempunyai struktur subjek dan prediket dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau prediket suatu kalimat tentu membuat kalimat tidak efektif. Kejelasan subjek dan prediket suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan.
Contoh: bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (salah) semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah (benar)
b. Tidak dapat subjek yang ganda
 Contoh: Soal itu saya kurang jelas. Perbaikannya soal itu bagi saya kurang jelas
 c. Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh: Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Perbaikannya: Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh: bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu. Perbaikannya: bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu.

2. Keparalelan bentuk.
Adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba,bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh: harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luas.
 Kalimat ini tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu. Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luas

3. Ketegasan
 Adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
 a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu didepan kalimat Contoh: harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. Penekanannya: harpan presiden Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan merubah posisi kalimat.
b. Membuat ukuran kalimat yang bertahap Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak terlantar.
c. Melakukan pengulangan kata tau repetisi
 Contoh: saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. 
Contoh: anak itu tidak malas dan curang, tapi rajin dan jujur. 
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan) 
Contoh: saudaralah yang harus bertanggung jawab

 4. Kehematan 
Adalah kehematan dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menghilangkan kejelasan kalimat.

 5. Kecermatan 
Kalimat tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. 

6. Kepaduan
 Kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

 7. Kelogisan 
Adalah ide kalimat tersebut dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. 
Contoh kalimat tidak logis: waktu dan tempat kami persilakan Yang logisnya adalah: Bapak Menteri kami persilakan. Tidak logis: untuk mempersingkat waktu Logis: untuk menghemat waktu

C.Penyusunan kalimat efektif 
A) Penggunaan Kata yang Mengalami Perubahan Makna Penggunaan kata yang mengalami perubahan makna dalam perkembangan penggunaannya,kata sering mengalami perubahan makna. Perubahan tersebut sering terjadi karena pergeseran konotasi,rentang masa penggunaan,jarak dan lain-lain. Namun yang jelas,perubahan-perubahan tersebut ada bermacam-macam yaitu:menyempit,meluas,ameliorative,peyoratif,dan asosiasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan dibawah ini: Macam-macam perubahan makna:
 a. Menyempit/spesialisasi
 Kata yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata yang pada awalnya penggunaannya bias dipakai untuk berbagai hal umum,tetapi penggunaannya saat ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja. 
Contoh: Sastra dulu dipakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas atau umum,sedangkan sekarang hanya dimaknakan dengan tulisan yang berbau seni.Begitu pula kata sarjana(dulu orang yang pandai,berilmu tinggi,sekarang bermakna “lulusan perguruan tinggi”). 
b. Meluas/generalisasi 
Penggunaan kata ini berkebalikan dengan pengertian menyempit.
 Contoh: Petani dulu dipakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah,tetapi sekarang kata tersebut dipakai untuk keadaan yang lebih luas. Penggunaan pengertian petani ikan,petani tambak,petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaannya.
 c. Amelioratif
Pada awalnnya,kata ini memiliki makna kurang baik,kurang positif,dan tidak menguntungkan. Contoh: Wanita,pramunikmat,dan warakawuri merupakan kata-kata yang dipakai untuk lebih menghaluskan, menyopankan pengertian yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
 d. Peyoratif
Makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna kata pada awal pemakaiannya.
 Contoh: Kawin,gerombolan,oknum,dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun atau negatif. e. Asosiasi
Yang tergolong kedalam perubahan makna ini adalah kata-kata dengan makna-makna yang muncul karena persamaan sifat.Sering kita mendengar kalimat “hati-hati dengan tukang catut itu”. Tukang catut dalam kalimat diatas tergolong kata-kata dengan makna asosiatif,begitu pula dengan kata kacamata dalam:menurut kacamata saya,perbuatan anda tidak benar.
f. Sinestesia
 Perubahan makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indera,misalnya dari indera pengecap keindera penglihatan.
Contoh: Gadis itu berwajah manis,kata manis mengandung makna enak,biasanya dirasakan oleh alat pegecap,berubah menjadi bagus,dirasakan oleh indera penglihatan.Demikian juga kata panas,kasar,sejuk,dan sebagainya.

 D. Pengeditan kalimat tidak efektif
Contoh: 1. Bagi semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah.(salah). Perbaikannya: Semua mahasiswa aktif perguruan tinggi ini diwajibkan untuk membayar uang kuliah.(benar)
 2. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (salah). Perbaikannya: Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (benar)
3. Mereka datang agak terlambat. Sehingga mereka tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran.(salah) Perbaikannya: Mereka datang agak terlambat sehingga mereka diperbolehkan mengikuti pelajaran.(benar).
4. Ayah yang berangkat ke kantor.(salah). Perbaikannya: Ayah berangkat ke kantor. (benar)
 5. Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif). Perbaikan: Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)
 6. Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif). Perbaikan: Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)
 7. Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif). Perbaikan: Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
8. Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama belajar di rumahku. (tidak efektif). Perbaikan: Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
 9. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif). Perbaikan: Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
10. Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif). Perbaikan: Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar